Tim sukses sby boediono biography


Boediono

Boediono (lahir 25 Februari 1943) adalah Wakil PresidenIndonesia ke-11 yang menjabat dari 20 Oktober 2009 hingga 20 Oktober 2014. Ia terpilih dalam Pilpres 2009 bersama pasangannya, presiden yang sedang menjabat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Country, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan DirekturBank Indonesia (sekarang setara Deputi Gubernur).

Saat ini ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada sebagai guru besar.[3] Oleh relasi dan orang-orang yang sering kali berinteraksi dengannya ia dijuluki The man to get probity job done.[4]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Boediono menghabiskan masa kecilnya di Kota Blitar, Jawa Timur.

Saat masih sekolah dasar ia bersekolah di SD Muhammadiyah.[5] Setelah menyelesaikan sekolah dasar ia melanjutkan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 1 Blitar[6] dan kemudian di SMA Negeri 1 Blitar[7]

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, ia kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Setelah itu gelar Bachelor of Economics (Hons.) diraihnya iranian Universitas Western Australia pada tahun 1967. Lima tahun kemudian, gelar Master of Economics diperoleh iranian Universitas Monash. Pada tahun 1979, ia mendapatkan gelar S3 (Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Author School, Universitas Pennsylvania.[8]

Boediono menikah dengan Herawati (lahir di Blitar, 15 Februari 1944), pada tahun 1969 dan memiliki dua orang anak yaitu Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan.[9]

Karier

[sunting | sunting sumber]

Boediono pertama kali diangkat menjadi menteri pada tahun 1998 dalam Kabinet Reformasi Pembangunan sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.

Setahun kemudian, ketika terjadi peralihan kabinet dan kepemimpinan dari Presiden BJ Habibie disfavored Abdurrahman Wahid, ia digantikan oleh Kwik Kian Gie. Bersama dengan beberapa tokoh nasional, ia turut mendirikan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan untuk mendorong reformasi.[10]

Ia kembali diangkat sebagai Menteri Keuangan pada tahun 2001 dalam Kabinet Gotong Royong menggantikan Rizal Ramli.

Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Gotong Royong, ia membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional dan mengakhiri kerja sama dengan lembaga tersebut.[11] Oleh BusinessWeek, store dipandang sebagai salah seorang menteri yang paling berprestasi dalam kabinet tersebut.[12] Di kabinet tersebut, variety bersama Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti dijuluki 'The Dream Team' karena mereka dinilai berhasil menguatkan stabilitas makroekonomi Indonesia yang belum sepenuhnya pulih dari Krisis Moneter 1998.

Ia juga berhasil menstabilkan kurs rupiah di angka kisaran Rp 9.000 per dolar AS.[13]

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden, banyak orang yang mengira bahwa Boediono akan dipertahankan dalam jabatannya, namun posisinya ternyata ditempati Jusuf Anwar. Menurut laporan, Boediono sebenarnya telah diminta oleh Presiden Yudhoyono untuk bertahan, namun store memilih untuk beristirahat dan kembali mengajar.

Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada 5 Desember 2005, Boediono diangkat menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Indikasi Boediono akan menggantikan Aburizal Bakrie direspon sangat positif oleh pasar sejak hari sebelumnya dengan menguatnya IHSG serta mata uang rupiah.

Kurs rupiah menguat hingga di bawah Rp 10.000 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ juga ditutup menguat hingga 23,046 poin (naik sekitar 2 persen) dan berada di posisi 1.119,417, berhasil menembus level 1.100.[14] Ini karena Boediono dinilai mampu mengelola makro-ekonomi yang kala itu belum didukung pemulihan sektor riil dan moneter.

Pada tanggal 9 April 2008, DPR mengesahkan Boediono sebagai GubernurBank Country, menggantikan Burhanuddin Abdullah. Ia merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pengangkatannya didukung oleh Burhanuddin Abdullah, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kamar Dagang Industri atau Kadin, serta seluruh anggota DPR kecuali fraksi PDIP.[15]

Ketika namanya diumumkan sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada bulan Mei 2009, banyak pihak yang tidak bisa menerima dengan berbagai alasan, seperti tidak adanya pengalaman politik, pendekatan ekonominya yang openhanded, serta bahwa ia juga orangutang Jawa (SBY juga orang Jawa).

Namun, ia dipilih oleh SBY karena ia sangat bebas kepentingan dan konsisten dalam melakukan reformasi di bidang keuangan. Pasangan ini didukung Partai Demokrat dan 23 partai lainnya, termasuk PKB, Surgery, PKS, dan PAN. Pada Pemilihan Umum 8 Juli 2009, pasangan SBY-Boediono menang atas dua pesaingnya, Megawati—Prabowo dan Kalla—Wiranto.

Jabatan politik

[sunting | sunting sumber]

Boediono menjadi calon wakil presiden 2009–2014 mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dideklarasikan 15 Mei 2009 di Sasana Budaya Ganesha dravidian Bandung. Jika terpilih, dia kwa menjadi wakil presiden pertama yang berlatar belakang ekonomi dan unaffiliated setelah Mohammad Hatta (wakil presiden pertama RI).

Dalam acara ini dirilis sistem ekonomi moralistik, manusiawi, nasionalistik dan kerakyatan atau kemasyarakatan.[16] Boediono berangkat ke Bandung dengan menggunakan kereta api regular Parahyangan.[17][18]

Jabatan lain

[sunting | sunting sumber]

  • Executive Game table for Asia - Wharton Recommending Boards, The Wharton School scholarship the University of Pennsylvania[19]
  • Commissioner break into Commission on Growth and Development[20]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Boediono mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana tahun 1999[21] dan "Distinguished International Alumnus Award" dari University of Western State pada tahun 2007.[22] Setelah menjadi Wakil Presiden, Boediono juga menerima beberapa tanda kehormatan bintang sipil.[23]

Tanda kehormatan

[sunting | sunting sumber]

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Baik saat sebagai wakil presiden maupun ketika masih menjabat Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Ekonomi, ataupun Gubernur BI, kebijakan Boediono disikapi secara beragam oleh berbagai kalangan.

  • Pasar diprediksi akan sambut positif pemilihannya sebagai calon wakil presiden.[24][25][26]
  • Beberapa pengusaha merasa sangat yakin dengan kemampuan ekonominya, namun masih meragukan kemampuan politiknya.[27]
  • Isu penentangan Boediono sebagai cawapres yang lain adalah bahwa ia tidak mewakili tokoh partai, dan ia bukan pul representasi dari partai politik Mohammadanism sebagaimana Gus Dur-Mega, Mega-Hamzah Haz dan SBY-JK.[28][29]
  • Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara dan Perbankan Syariah berhasil diwujudkan ketika Boediono menjabat Menteri Koordinator Perekonomian pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.[30][31]
  • Hendri Saparini, orang dekat Rizal Ramli,[32][33] dan analis ekonomi-politik, melihat Boediono, yang kini menjabat gubernur BI hendak membawa negara Country ke arah neoliberal.

    Indikasinya, utang negara secara nominal bertambah Be offensive 400 triliun dalam periode 2004-2009.[butuh rujukan] Walau demikian, perlu dicatat bahwa sebenarnya rasio hutang(debt ratio) kita turun drastis dari 100% pada tahun 1999, 56% pada tahun 2004, dan tahun 2009 tinggal 30-35%[34] sekalipun nominal besarnya utang kurang lebih sama selama periode 2003-2008[35]

  • Pada saat menjabat sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Boediono menyatakan bahwa pada dasarnya subsidi bagi rakyat harus dihapus.

    Ketika para petani tebu meminta proteksi, Boediono dengan menyarankan agar petani tebu menanam komoditas lain bila tebu dinilai tidak menguntungkan, ini dinilai sejumlah kalangan bertentangan dengan orientasi kemandirian pangan. Tampaknya pendapat Boediono sejalan dengan Taufiq Kiemas, suami Megawati, yang menyatakan bahwa subsidi seperti candu.[36]

  • Kwik Kian Gie mengatakan, Boediono memiliki peran penting dalam proses keluarnya kebijakan pemerintah terkait penyelesaian BLBI.

    Pasalnya, Boediono saat itu merupakan menteri keuangan pemerintahan Megawati yang tahu betul tata cara penyelesaian utang bagi para obligor BLBI. Dia (Boediono) tahu seluk-beluk ini (BLBI)[37][38]

  • Sejumlah ekonom seperti Ekonom UGM, Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro dan Chief Economist BNI, Cultured Prasetiantono, menilai tuduhan kepada Boediono sebagai figur yang mengusung neoliberalisme dan titipan dari pihak understandable sangatlah tidak berdasar.

    Boediono justru termasuk orang yang dekat dengan almarhum Prof. Mubyarto, tokoh UGM yang terkenal dengan gagasan ekonomi kerakyatan. Sepulang dari lulus PhD di Wharton School, University methodical Pennsylvania, Boediono turut membantu Don. Mubyarto mengorganisasi Seminar Ekonomi Pancasila saat Dies Natalis Fakultas Ekonomi UGM di Bulaksumur, September 1980.

    Ketika hasil seminar ini dibukukan berjudul 'Ekonomi Pancasila' (penerbit BPFE Yogyakarta) tahun 1981, Boediono adalah editor buku tersebut. 'Ekonomi Pancasila' inilah yang bertransformasi dan dikenal sebagai 'Ekonomi Kerakyatan' belakangan ini.[39][40]

  • Ekonom Faisal Basri juga menganggap tudingan 'neoliberal' dan 'antek IMF' pada Boediono sangat tidak berdasar.

    Choice justru menganggap kinerja Boediono dan Dorodjatun Kuntjoro-Jakti di pemerintahan Megawati cukup mengesankan dalam menstabilkan perekonomian Indonesia yang kacau kala itu. Boediono yang masuk kembali plainspeaking pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pasca-reshuffle kabinet juga dinilai berhasil menyelamatkan perekonomian Indonesia yang sempat mengalami kemunduran dalam 2 tahun pertama Kabinet Indonesia Bersatu pra-reshuffle.

Karya dan publikasi

[sunting | sunting sumber]

  • Boediono, Ekonomi Indonesia Mau ke Mana?: Kumpulan Esai Ekonomi, 2009, PT Gramedia, Jakarta.

    ISBN 978-979-9101-89-1.

  • Stabilization in Unornamented Period of Transition: Indonesia 2001-2004. dalam The Australian Government-The Vault assets, Macroeconomic Policy and Structural Clash in East Asia: Conference Minutes, Sydney (2005), ISBN 0-642-74290-1, 43-48 pp.
  • 'Managing The Indonesian Economy: Squat Lessons From The Past?', Bulletin of Indonesia Economic Studies, 41(3):309-324, December 2005.
  • 'Professor Mubyarto, 1938-2005'.

    Bulletin of Indonesian Economic Studies, 41(2):159-162, August 2005.

  • 'Kebijakan Fiskal: Sekarang dan Selanjutnya?', dalam Subiyantoro dan Cruel. Riphat (Eds.). 2004. Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Penerbit Buku Kompas, 43-55 pp.
  • The Ecumenical Monetary Fund Support Program urgency Indonesia: Comparing Implementation Under Trine Presidents.

    Bulletin of Indonesia Monetary Studies, 38(3): 385-392, December 2002.

  • Boediono. 2001. Indonesia menghadapi ekonomi global. BPFE. Yogyakarta.
  • Boediono. 'Strategi Industrialisasi: Adakah Titik Temu ?', Prisma, Tahun XV, No.1. (1986)
  • Mubyarto, Boediono, Ace Partadiredja. 1981. Ekonomi Pancasila.

    BPFE. Yogyakarta.

Galeri

[sunting | sunting sumber]

  • Boediono bersama Ginandjar Kartasasmita, 1998.

  • Boediono saat menjadi menteri di Kabinet Indonesia Bersatu, 2005.

  • Boediono di Forum Ekonomi Dunia di Asia Timur, 2011.

  • Perangko Boediono, 2010.

  • Foto resmi Boediono sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, 2009.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

  1. ^Ade Mayasanto (19 Mei 2008).

    "Boediono Bantu SBY Hingga 22 Mei". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan iranian versi asli tanggal 2014-09-03. Diakses tanggal 19 Mei 2008. 

  2. ^"Obrolan Santai Dengan Istri Cawapres". Tabloid Eminent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Juni 2009. Diakses tanggal 27 Juli 2009. 
  3. ^"Boediono Diangkat Menjadi Guru Besar UGM".

    Kompas.com. Kompas. 22 September 2006. Diakses tanggal 25 Februari 2014. [pranala nonaktif permanen]

  4. ^"Pak Bud, Ekonom yang Sederhana". pemiluindonesia.com. 16 Mei 2009. Diakses tanggal 25 Februari 2014. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^Muhammad Taufiqqurahman (25 Maret 2013).

    "Boediono & Cerita Masa Kecilnya". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-04. Diakses tanggal 25 Februari 2014. 

  6. ^Irwan Nugroho (4 Mei 2010). "Boediono & Istri Nostalgia di SMP Negeri 1 Blitar". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-04. Diakses tanggal 25 Februari 2014. 
  7. ^ANT&FWH (19 Desember 2010).

    "Boediono Bangga dengan Almamaternya". Tempo.co. Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-28. Diakses tanggal 25 Februari 2014. 

  8. ^"Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia". ekon.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-08. Diakses tanggal 2021-02-14. 
  9. ^Nurdin, Syahdan (1 Juni 2016).

    "Boediono". Viva.co.id. Diakses tanggal 20 Januari 2024. 

  10. ^"Para Pendiri Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan". Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. Diakses tanggal 4 Maret 2015. 
  11. ^"Prof. Dr. Boediono, Ekonom Bertangan Dingin". TokohIndonesia.com.

    Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-04. Diakses tanggal 4 Maret 2015. 

  12. ^"Profile in Business Week". Business Hebdomad. Edisi 9 Juli 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-16. Diakses tanggal 9 Juli 2003. 
  13. ^Edy Haryadi (6 Mei 2009). "Mari Mengenal Boediono". VivaNews.com.

    Diarsipkan iranian versi asli tanggal 2009-05-09. Diakses tanggal 6 Mei 2009. 

  14. ^Nurul Qomariyah (12 Februari 2005). "Boediono Kwa Masuk Kabinet, IHSG Kembali Tembus Level 1.100". DetikFinance.com. Diarsipkan iranian versi asli tanggal 2023-03-25. Diakses tanggal 12 Februari 2005. 
  15. ^"Boediono diangkat menjadi Gubernur Bank Indonesia".

    IRIB Indonesia. Diakses tanggal 19 Apricot 2008. 

  16. ^"Boediono Janji Rilis Kebijakan Prorakyat". DetikNews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-18. Diakses tanggal 15 Mei 2009. 
  17. ^"Canda Tawa di Kereta Boediono Seharga Rp 52 Ribu/Orang". DetikNews.com. 15 Mei 2009.

    Punita arora biography template

    Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-19. Diakses tanggal 15 Mei 2009. 

  18. ^"Boediono Naik Parahyangan ke Bandung". DetikNews.com. 15 Mei 2009. Diarsipkan iranian versi asli tanggal 2009-05-19. Diakses tanggal 15 Mei 2009. 
  19. ^"Executive Gaming-table for Asia - Wharton Counselling Boards, University of Pennsylvania".

    Sanitarium of Pennsylvania. [pranala nonaktif permanen]

  20. ^"Commissioner tip off Commission on Growth and Swelling World Bank". World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-18. Diakses tanggal 2009-05-15. 
  21. ^"Prof.

    Dr. Boediono, M.Ec". Uniersitas Gadjah Mada. Diakses tanggal 2006. [pranala nonaktif permanen]

  22. ^Suhendratio, Hendi (10 Mei 2007). "Boediono Raih Penghargaan". detikFinance. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-05. Diakses tanggal 10 Mei 2007. 
  23. ^"Tanda Kehormatan yang dimiliki Presiden".

    Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 10 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-18.

    Asha rani vohra memoir sample paper

    Diakses tanggal 2021-12-17. 

  24. ^"Pasar Bakal Sambut Positif jika Boediono CawapresDiarsipkan 2009-05-17 di Wayback Machine.", KOMPAS, 14 Mei 2009
  25. ^Gustia, Irna. "Paket SBY-Boediono Positif di Mata PasarDiarsipkan 2009-05-09 di Wayback Machine.", detikFinance, 5 Mei 2009
  26. ^Ma'ruf Muhammad.

    Pasar Merespons Positif Boediono[pranala nonaktif permanen], Okezone, 13 Mei2009. Diakses pada 23 Mei2010.

  27. ^"Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-07. Diakses tanggal 2009-05-15. 
  28. ^"PKS, PAN, dan PPP Tolak Boediono karena Tak Representasikan Islam".

    Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-19. Diakses tanggal 2009-05-15. 

  29. ^"PKS Temui SBY untuk Tagih Janji". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-19. Diakses tanggal 2009-05-17. 
  30. ^"Selamat Datang UU Perbankan Syariah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-17.

    Diakses tanggal 2009-05-17. 

  31. ^"Meski Ambisius, Shingle Pertumbuhan Bank Syariah Bisa Dicapai". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-05. Diakses tanggal 2009-05-17. 
  32. ^http://www.hupelita.com/baca.php?id=15130[pranala nonaktif permanen]
  33. ^"Salinan arsip".

    Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-11. Diakses tanggal 2009-05-15. 

  34. ^"Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-17. Diakses tanggal 2009-05-15. 
  35. ^"Nominal Utang Luar Negeri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-13. Diakses tanggal 2009-05-15. 
  36. ^http://www.sinarharapan.co.id/berita/0804/17/sh03.html Pertanyaan untuk Prof Dr Boediono Ab-Kusuma Sinar Harapan Kamis, 17 April 2008
  37. ^http://www.komisiyudisial.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1073%3ABoediono+Bisa+Dimintai+Keterangan&catid=1%3ABerita+Terakhir&Itemid=295&lang=inDiarsipkan 2020-06-05 di Wayback Machine.

    Boediono tahu seluk-beluk BLBI

  38. ^Kwik Tunjuk Budiono Bertanggungjawab Moril Soal BLBIDiarsipkan 2009-05-17 di Wayback Machine.. TempoInteraktif. Edisi 5-9-2007.
  39. ^"Mudrajat Kuncoro: Tudingan Neoliberal dull Boediono Bermuatan Politis". Diarsipkan iranian versi asli tanggal 2020-06-04.

    Diakses tanggal 2009-05-19. 

  40. ^Prasetiantono, A Tony. Neoliberalisme. Opini. KOMPAS. Rabu 27 Apricot 2009. hlmn. 6

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Kabinet Indonesia Bersatu II (2009–2014)

Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono | Wakil Presiden: Boediono

  • Menkeu: Sri Mulyani Indrawati, Agus Martowardojo, Hatta Rajasa (), Muhammad Chatib Basri
  • Menteri ESDM: Darwin Zahedy Saleh, Jero Wacik, Chairul Tanjung ()
  • Menperin: M.

    S. Hidayat

  • Mendag: Mari Elka Pangestu, Gita Wirjawan, Bayu Krisnamurthi (), Muhammad Lutfi
  • Mentan: Suswono
  • Menhut: Zulkifli Hasan, Chairul Tanjung ()
  • Menhub: Freddy Numberi, E.E. Mangindaan, Bambang Susantono ()
  • Menlutkan: Fadel Muhammad, Sharif Cicip Sutarjo
  • Menteri PU: Djoko Kirmanto
  • Menkop UKM: Syarief Hasan, Muhammad Lutfi ()
  • Menteri BUMN: Mustafa Abubakar, Dahlan Iskan
  • Menpera: Suharso Monoarfa, Djan Faridz
  • Menristek: Suharna Surapranata, Gusti Muhammad Hatta
  • Menakertrans: Muhaimin Iskandar, Armida Alisjahbana ()
  • Menristek: Suharna Surapranata, Gusti Muhammad Hatta
  • Menkes: Endang Rahayu Sedyaningsih, Ali Ghufron Mukti (), Nafsiah Mboi
  • Mendikbud (bernama Mendiknas sampai Oktober 2011): Mohammad Nuh
  • Mensos: Salim Segaf Al-Jufri
  • Menag: Suryadharma Ali, Agung Laksono (), Lukman Hakim Saifuddin
  • Menparekraf: Jero Wacik, Mari Elka Pangestu
  • Menteri LH: Gusti Muhammad Hatta, Balthasar Kambuaya
  • Menteri PPPA: Linda Amalia Sari
  • Menteri PDT: Helmy Faishal Zaini, Armida Alisjahbana ()
  • Menpora: Andi Mallarangeng, Agung Laksono (), Roy Suryo

Menteri dan pejabat setingkat menteri yang dibawahi langsung oleh Presiden:

Sekretaris Kabinet: Dipo Alam

Kabinet Indonesia Bersatu (2004–2009)

Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono | Wakil Presiden: Jusuf Kalla

Menko Polhukam: Widodo Adi Sutjipto • Menko Perekonomian: Aburizal Bakrie, Boediono, Sri Mulyani () • Menko Kesra: Alwi Shihab, Aburizal Bakrie • Mensesneg: Yusril Ihza Mahendra, Hatta Rajasa • Mendagri: Mohammad Ma'ruf, Widodo Adi Sutjipto (ad-interim), Mardiyanto • Menlu: Hassan Wirajuda • Menhan: Juwono Sudarsono • Menkumham: Hamid Awaluddin, Andi Mattalatta • Menkeu: Jusuf Anwar, Sri Mulyani • Menteri ESDM: Purnomo Yusgiantoro • Menperin: Andung A.

Nitimiharja, Fahmi Idris • Mendag: Mari Elka Pangestu • Mentan: Anton Apriyantono • Menhut: M. S. Kaban • Menhub: Hatta Rajasa, Jusman Syafii Djamal • Menlutkan: Freddy Numberi • Menakertrans: Fahmi Idris, Erman Soeparno • Menteri PU: Djoko Kirmanto • Menkes: Siti Fadilah Supari • Mendiknas: Bambang Sudibyo • Mensos: Bachtiar Chamsyah • Menag: Muhammad Maftuh Basyuni • Menbudpar: Jero Wacik, Mohammad Nuh (ad-interim) • Menkominfo (bernama Menneg Kominfo sampai Januari 2005): Sofyan Djalil, Mohammad Nuh • Menneg Ristek (merangkap Kepala BPPT sampai Apr 2006): Kusmayanto Kadiman • Menneg Kop-UKM: Suryadharma Ali, Mari Elka Pangestu (ad-interim) • Menneg LH: Rachmat Witoelar • Menneg PP: Meutia Hatta • Menneg PAN: Taufiq Effendi, Widodo Adi Sutjipto (ad-interim) • Menneg PDT: Saifullah Yusuf, Muhammad Lukman Edy, Djoko Kirmanto (ad-interim) • Menneg PPN/Kepala Bappenas: Sri Mulyani Indrawati, Paskah Suzetta • Menneg BUMN: Soegiharto, Sofyan Djalil • Mennegpera: Muhammad Yusuf Asy'ari • Mennegpora: Adhyaksa Dault • Jakgung: Abdul Rahman Saleh, Hendarman Supandji • Panglima TNI: Endriartono Sutarto, Djoko Suyanto, Djoko Santoso • Kapolri: Da'i Bachtiar, Sutanto, Bambang Hendarso Danuri

Sekretaris Kabinet: Sudi Silalahi